Translate

Kamis, 04 Oktober 2012

Apa Itu Punk


Punk
Punk itu bukan sekadar musik. Punk adalah gaya hidup atau life style yang bisa mengubah hidup dirinya sendiri bahkan juga lingkungan di sekitarnya.
Punk’s not dead!
Sering kali kita mendengar ungkapan bahwa punk bukan hanya fashion! Yeah, itu memang benar. Bahkan punk juga bukan sekadar musik. Punk adalah merupakan gaya hidup atau life style. Itu artinya akan ikut dalam keseharian kita. Jadi kapan kita bisa mengaku bahwa kita adalah punkers? Apakah jika kita ditemani nyanyian Johny Rotten (Sex Pistols) setiap akan tidur? dan setiap pagi kita dibangunkan oleh musiknya Green Day? Ataukah saat kita muncul di jalan dengan dandanan rambut mohawk, jaket penuh berbagai macam model pin, jins penuh tambalan dan sepatu boot usang yang setia menemani? Jika sudah demikian kita memang telah ber-style punk. Tapi kita harus menyadari bahwa punk bukan hanya semua itu. Punkers bukanlah orang yang tak memiliki tujuan hidup. Memang sulit bagi kita menjadi seorang punkers apabila kita sendiri tidak mengerti makna punkers yang sebenarnya.
Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik.

Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun terkadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.

Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.

Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala suku indian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.


Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi, ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

PUNK DI INDONESIA

Berbekal etika DIY, beberapa komunitas punk di kota-kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Malang merintis usaha rekaman dan distribusi terbatas. Mereka membuat label rekaman sendiri untuk menaungi band-band sealiran sekaligus mendistribusikannya ke pasaran. Kemudian usaha ini berkembang menjadi semacam toko kecil yang lazim disebut distro.

CD dan kaset tidak lagi menjadi satu-satunya barang dagangan. Mereka juga memproduksi dan mendistribusikan t-shirt, aksesori, buku dan majalah, poster, serta jasa tindik (piercing) dan tatoo. Seluruh produk dijual terbatas dan dengan harga yang amat terjangkau. Dalam kerangka filosofi punk, distro adalah implementasi perlawanan terhadap perilaku konsumtif anak muda pemuja Levi’s, Adidas, Nike, Calvin Klein, dan barang bermerek luar negeri lainnya.

Punker dan Gaya. Suatu pagi terlihat segerombolan pemuda yang mengenakan pakaian serba hitam dan terlihat lusuh, berkumpul di pelataran Gedung Nasional Indonesia (GNI). Sebagian diantaranya kelompok yang rata-rata masih berusia belia tersebut terlihat dengan santai duduk dan bahkan ada yang tidur-tiduran di trotoar dan pelataran sekitar GNI. Sebagian besar mempunyai gaya rambut yang sangat tidak lazim, yaitu rambut kepala bagian samping ditipiskan dan bagian tengah yang panjang diberi bahan tertentu yang dapat membuat rambut berdiri yang ngetren disebut Mohawk. Rambut diikat menjadi beberapa bagian dan dibiarkan lusuh sehingga terlihat menjadi gimbal seperti gaya rambut legendaris musik Reggae dari Jamaika. Juga banyak sekali model rambut yang membuat orang awam terasa sangat aneh. Belum lagi pakaian yang dikenakan tampak sangat lusuh. Mereka mempunyai pandangan bahwa semakin lusuh pakaian yang mereka kenakan maka akan mempunyai kebanggaan tersendiri

Kumpulan remaja tersebut mengaku kumpulan aliran musik PUNK dan Black metal, yang pada awal September lalu mengadakan konser di GNI. Aliran musiknya juga terdengar sangat aneh dan kecenderungan sangar. Ini dapat dilihat dari nama kelompok band mereka antara lain Killhamonik, Immorrtal Rites, Pembual, dll. Selain itu aliran musik yang mereka usung juga keras, cepat, bergemuruh dan yang menjadi salah satu ciri khas yaitu vokalisnya selalu memutar kepala sehingga rambutnya yang panjang ikut berputar bak baling-baling pesawat

Para Punkers tersebut selain dari Kota Bandung juga berasal dari daerah lain seperti Malang, Nganjuk, Jombang, Surabaya, dan bahkan dari Jogjakarta. Biasanya mereka datang secara berkelompok dan sudah datang dua atau tiga hari sebelum konser dimulai. Biasanya untuk mengisi waktu biasanya mereka isi dengan mengamen di perempatan ataupun menjual stikers, maupun kaos


Perkmbangan musik Punk dan Black Metal di bandung sebenarnya sudah ada sejak lama sekitar tahun 90-an. Menurut Arief Punkers bandung biasa berkumpul di area taman fleksi dago. Saat ini jumlah Punkers yang ada di Kota Bandung kurang lebih sekitar sekitar 300 orang dan mayoritas anggotanya adalah pelajar.

Karena aliran dan gaya hidup yang dijalani para Punkers sangat aneh, keras dan selalu berpakaian lusuh, maka pandangan miring selalu ditujukan pada mereka. Padahal banyak diantara Punkers yang mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi, seperti yang dituturkan Yogi salah satu Punkers yang biasa mangkal di sekitar taman fleksi. “Tidak semua Punkers selalu berbuat negatif, walaupun tidak memiliki struktur organisasi yang jelas seperti organisasi lain, teman- teman Punkers memiliki juga memiliki kepedulian sosial yang tinggi,” kata Yogi. Hal ini dapat dinyatakan dengan memberikan bingkisan kepada anak- anak panti asuhan, berupa beras, pakaian pantas pakai, dll. Dan dana tersebut berasal dari iuran sukarela para Punkers dan keuntungan saat mengadakan sebuah konser. Jadi masih menurut Yogi, Punkers memang dekat dengan kekerasan dan kebebasan, tapi teman–teman Punkers juga memiliki jiwa sosial. Sebenarnya mereka masih mempunyai rencana yang mungkin akan segera dilaksanakan yaitu penghijauan. Dan ini juga membuktikan selain mempunyai kepedulian soial, mereka juga ingin berpartisipasi dalam pembangunan Kota bandung seperti kegiatan penghijauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar